Minggu, 09 Juni 2013

PERAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH
Perpustakaan sebagai lembaga penyedia ilmu pengetahuan dan informasi mempunyai peranan yang signifikan terhadap lembaga induk serta masyarakat penggunanya. Demikian halnya di dalam lingkungan pendidikan seperti sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yangberada di sekolah, baik tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah.
Perpustakaan sekolah harus dapat memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Untuk tujuan tersebut, perpustakaan sekolah perlu merealisasikan misi dan kebijakannya dalam memajukan masyarakat sekolah dengan mempersiapkan tenaga pustakawan yang memadai, koleksi yang berkualitas serta serangkaian aktifitas layanan yang mendukung suasana pembelajaran yang menarik.
Dengan memaksimalkan perannnya, diharapkan perpustakaan sekolah bisa mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan karya bermutu. Sehingga pada akhirnya prestasi pun relatif mudah untuk diraih.
Dalam membantu siswa untuk menghasilkan karya yang bermutu, perpustakaan tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan sekolah, terutama melalui kebijakan pimpinan (kepala sekolah), akan memperlancar tugas/kebijakan yang akan dijalankan oleh pengelola perpustakaan sekolah.
Tugas perpustakaan dalam memajukan masyarakat sekolah melalui ilmu pengetahuan dan informasi harus diwujudkan secara efektif dan efisien. Masyarakat sekolah yang menjadi sasaran perpustakaan, mulai dari pihak manajemen sekolah, guru, siswa, pihak orang tua, dan segenap warga sekolah yang lain harus menjadi pintar dengan adanya perpustakaan sekolah. Khususnya siswa, yang menjadi obyek dari pada pembelajaran dan pengajaran, harus dikenalkan betapa pentingnya manfaat dari perpustakaan sekolah. Masyarakat sekolah yang sadar dengan kehadiran perpustakaan akan mewujudkan masyarakat yang gemar membaca/reading society. Begitu ironis ketika kita mengamati hasil dari sebuah penelitian yang menunjukkan dari 50 sekolah yang diteliti, ternyata 8 sekolah diantaranya tidak mempunyai perpustakaan. Bagaimana siswa dapat menghasilkan karya dan mengukir prestasi jika di sekolahnya tidak tersedia perpustakaan?
Memang, proses belajar siswa tidak hanya dilakukan di sekolah. Istilah long life education harus tertanam betul dan diaplikasikan dalam kehidupan siswa sehari-hari. Terutama menanamkan akhlak/nilai-nilai yang baik pada siswa. Perpustakaan dapat mengajarkannya tentang rasa tanggungjawab dalam meminjam dan menjaga koleksi dari kerusakan/hilang, membiasakan aktifitas membaca dalam mengisi jam istirahat, serta kebiasaan baik lain yang tercermin dalam tata tertib maupun peraturan perpustakaan. Pihak sekolah berkewajiban mem-backup peraturan yang dikeluarkan oleh perpustakaan. Diharapkan dengan penanaman akhlak/nilai-nilai yang baik ini, siswa dapat lebih bertanggungjawab dalam kehidupan sosialnya, menjadi taat pada orang tua dan bapak ibu guru, serta menjadi warga masyarakat yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Bukankah hal tersebut juga merupakan prestasi bagi siswa?
Karya yang bermutu dan prestasi hanya bisa diraih dengan adanya kemauan dan kebiasaan siswa untuk terus belajar, lewat membaca di perpustakaan sekolah. Kegemaran membaca yang sudah terbudaya di kalangan siswa, harus diimbangi perpustakaan sekolah dengan menyediakan koleksi yang bermutu dan bervariasi. Bukankah untuk menyediakan koleksi tersebut dibutuhkan anggaran dari pihak sekolah yang tidak sedikit? Bukankah idealnya 5 % anggaran sekolah diserahkan untuk pengembangan perpustakaan?
Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah/digariskan dalam kurikulum harus di backup dengan baik oleh perpustakaan. Siswa yang menerima pelajaran di kelas, harus terus dimotivasi untuk terus belajar mengembangkan ilmunya melalui proses membaca di perpustakaan. Misalnya dengan memberi tugas membaca di perpustakaan, menceritakan kembali serta membuat laporan. Dengan menyediakan fasilitas belajar yang menyenangkan, dan kedekatan pustakawan dengan siswa akan membantu proses kenyamanan belajar di perpustakaan. Hasilnya siswa diharapkan bisa menguasai sekaligus mengembangkan mata pelajaran yang diterimanya di kelas. Pihak manajemen sekolah perlu mendukung kebijakan untuk cinta kepada perpustakaan sekolah. Misalnya saja memberi hadiah kepada siswa yang sering membaca di perpustakaan, serta menghimbau kepada guru untuk memotivasi siswa dalam melengkapi informasi dan pengetahuannya demi menunjang proses pendidikan serta daya serap terhadap mata pelajaran. Siswa yang sudah mempunyai motivasi tinggi untuk belajar, tinggal menunggu waktu saja agar dapat berkarya dan berprestasi.
Untuk mencapai tujuannya, perpustakaan sekolah perlu dikelola oleh pustakawan dengan tanggungjawab dan dedikasi yang tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus mempunyai jiwa sabar, serta dituntut untuk memahami apa arti pendidikan sesungguhnya.
Perilaku pustakawan sekolah yang bengis, kurang ramah, serta sifat-sifat negative lain perlu dikikis habis. Sehingga siswa dapat lebih dekat dengan pustakawannya, yang merupakan penasihat siswa dalam belajar, serta mencari informasi dan ilmu pengetahuan.
Pustakawan sekolah juga harus bersifat proaktif dan suka menolong. Siswa yang kurang paham bagaimana cara mengakses sebuah koleksi, misalnya saja cara menelusur buku matematika tulisan Djoko Moesono. Pustakawan sekolah harus telaten dalam mengajarkan penelusurannya. Jika siswa mengetahui lewat judulnya, bisa langsung mengetik/mencari lewat judulnya. Atau kalau siswa lebih tahu siapa pengarang buku matematika tersebut, maka bisa dengan mengetik/mencari djoko moesono. Sehingga siswa lebih suka dan terbiasa dengan belajar, karena literatur yang mereka butuhkan untuk menunjang pelajaran, relatif mudah untuk diketemukan.
Siswa yang dekat dengan pustakawannya, akan mahir dalam mencari dan menggunakan informasi dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam proses penyerapan dan penalaran pelajaran mereka. Siswa yang mudah menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru, merekalah yang mudah pula untuk mengukir prestasi.
Selain membantu siswa dalam mengakses koleksi, pustakawan sekolah harus menyediakan informasi plus dan memberi solusi atas kesulitan siswa dalam belajar. Informasi tambahan yang dibutuhkan siswa, baik itu ilmu pengetahuan dan teknologi baru, atau pun informasi lain seperti lomba karya ilmiah remaja. Informasi yang gress serta teknologi baru akan menarik siswa untuk berduyun-duyun memanfaatkan perpustakaan sebagi pusat sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Dengan informasi dan teknologi terbaru itulah, siswa bisa lebih bisa berkiprah dalam meraih prestasi.
Tidak hanya menyediakan informasi paling gress saja, pustakawan juga harus menyiapkan ruang belajar, ruang diskusi, serta ruang untuk penelitian. Dengan adanya diskusi atau pun penelitian yang dilakukan siswa, berarti ada sinkronisasi antara kegiatan belajar di kelas dengan kegiatan nyata di lingkungan masyarakat sekitar. Atau siswa juga bisa mengembangkan bakat dan minatnya. Situasi bahwa belajar di perpustakaan sekolah dengan meja yang berdebu, terbatasnya meja untuk membaca, dan fasilitas yang sangat minim lainnya, harus diubah. Tidak harus perabot yang mahalmahal, cukup sederhana saja. Pustakawan sekolah dan semua pengguna wajibmemelihara dan membersihkan equipment yang ada. Sehingga tidak ada lagi kesulitan dalam belajar dan mengembangkan pelajaran. Siswa dapat belajar dengan nyaman, dan terus dapat berkarya.
Demi ketertiban dan kenyamanan belajar di perpustakaan, pustakawan sekolah harus pandai-pandai membuat jadual tentang pemakaian ruang diskusi, ruang penelitian, sehingga tidak terjadi benturan antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Jadual tersebut dapat diberitahukan kepada guru kelas atau pun guru bidang studi yang bersangkutan. Dengan pengaturan jadual yang tertib, siswa dapat diajarkan bagaimana mengatur waktu belajarnya dengan baik. Demikain pula saat siswa berada di rumah, kebiasaan untuk bisa mengatur waktu belajar, akan membantu siswa, baik dalam penguasaan pelajaran maupun dalam mengembangkan ilmunya di masyarakat.
Selain fasilitas yang cukup memadai dan waktu yang terjadual dengan baik, pustakawan harus bisa mewujudkan suasana belajar yang menarik bagi siswa. Pustakawan harus mengetahui dan sekaligus memahai teori pendidikan dan kaidah pembelajaran. Inovasi dalam memberikan layanan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan harus terus dikembangkan. Sikap acuh tak acuh terhadap siswa, terutama siswa yang membutuhkan bimbingan di perpustakaan harus dibuang jauh-jauh. Komunikasi positif, baik di kalangan anak-anak (siswa sekolah dasar) maupun remaja (siswa sekolah menengah) harus terus dibangun.
Pustakawan sekolah harus ‘dekat’ dengan masyarakat penggunanya, khususnya siswa. Bagaimana pustakawan sekolah bisa dipercaya sebagai tempat ‘curhat’, baik dalam kesulitan belajar atau pun dalam menambah informasi tentang sumber pengetahuan yang belum diajarkan di kelas. Diharapkan segala permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar selama di kelas atau di luar kelas, bisa ditemukan jawabannya. Sehingga siswa merasa nyaman, segala problematikanya dapat dicarikan solusi oleh pustakawan sekolah. Bukankan hal tersebut bisa menjadi motivasi siswa dalam berprestasi ?
Di negara tetangga kita, Malaysia, pustakawan lebih besar perannya dalam ikut melaksanakan penelitian yang dilakukan siswa. Selain menyediakan sumber informasi, pustakawan sekolah juga membantu siswa dalam pembuatan laporan penelitian. Tidak hanya itu, ternyata pustakawan di sana juga bertugas untuk membantu bimbingan siswa dalam mengerjakan tugas rumah maupun tugas di sekolah, jika siswa kurang paham terhadap mata pelajaran yang diajarkan di kelas. Kalau hal di atas bisa diterapkan di negara kita, bisa-bisa tiap hari perpustakaan sekolah akan penuh sesak oleh siswa, baik yang ingin membaca, mencari informasi, atau pun melakukan bimbingan belajar. Dalam suasana belajar yang dengan kondusif, semua pihak akan dapat menghasilkan karya yang maksimal serta prestasi yang dapat membanggakan sekolah.

Pustakawan sekolah merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan. Karena lewat bimbingannya, masyarakat sekolah, khususnya siswa akan melek informasi, menjadi terbiasa dengan aktifitas membaca, lebih cerdas, dapat menghasilkan karya yang baik, serta memudahkan siswa dalam meraih prestasi, baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Pustakawan sekolah harus mahir dalam mengolah dan menata koleksi perpustakaan dengan baik. Sehingga saat koleksi dibutuhkan pengguna, sudah siap tersaji di rak sesuai kode buku/call number. Karena sebagian besar koleksi perpustakaan sekolah berupa buku penunjang kurikulum, maka mutu dari buku-buku itu harus diperhatikan. Karena buku merupakan jendela ilmu pengetahuan yang bisa membuka cakrawala, mampu mengembangkan daya kreatifitas dan imajinasi karena membuat otak lebih aktif mengasosiasikan simbol dengan makna.
Dengan terbiasa membaca buku, siswa akan terasah otak dan pola fikirnya. Membaca harus dijadikan aktifitas siswa sehari-hari. Buku harus dicintai dan bila perlu dijadikan sebagai kebutuhan pokok siswa dalam membantu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Jika ada kelebihan uang saku, daripada membeli mainan atau jajanan di sekolah, lebih baik membeli buku. Contoh lain dengan membentuk suatu kelompok baca, membeli secara patungan. Buku tersebut bisa dimanfaatkan secara bersama, atau pun bisa didokumentasikan ke perpustakaan sekolah.
Idealnya, setiap perpustakaan sekolah mampu menyediakan minimal 2.500 judul buku. Judul sebesar itu tidak termasuk koleksi lama yang telah dipunyai, akan tetapi koleksi uptodate yang sangat dibutuhkan masyarakat sekolah. Memang terasa cukup berat. Dengan anggaran yang terbatas, perpustakaan sekolah harus menyediakan koleksi uptodate yang sedemikian besar jumlahnya.
Untuk tujuan baik, kita semua harus berusaha bukan? Memang kalau ditanggung sendiri oleh perpustakaan akan terasa berat dan imposible. Bukankah banyak alternative cara pengadaan koleksi untuk mencapai jumlah ideal di atas?? Contoh. Sekolah A dengan keterbatasan dana hanya mampu membeli 1.000 judul buku yang uptodate.1.500 judul yang belum terpenuhi bisa disiasati dengan bekerjasama dengan perpustakaan sekolah B. Untuk jangka waktu 1 bulan koleksi yang ditukar dengan sekolah B sejumlah 500. Dengan perjanjian yang ditetapkan bersama, sekolah A akan mendapat pinjaman sejumlah buku yang sama. Setelah kerjasama selesai, bisa dilanjutkan dengan sekolah C. Begitu seterusnya. Sehingga siswa merasa koleksi yang dibaca di perpustakaan selalu ada yang baru, bacaan mereka terus berganti-ganti. Dengan cara itu, jumlah koleksi perpustakaan bisa melampaui target minimal 2.500 judul buku, walau tidak harus dipunyai sendiri. Dengan bacaan uptodate yang terus berganti, siswa menjadi kaya akan wawasan, ilmu pengetahuan, informasi, tidak gaptek serta menjadi siswa pintar yang mempunyai segudang prestasi.
Kita juga dapat menggunakan pedoman yang dibuat oleh IFLA/UNESCO dalam menyediakan koleksi yang bermutu dan variatif, yaitu rumusan yang menyatakan bahwa setiap siswa mendapatkan jatah 10 judul buku. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan kondisi perpustakaan sekolah yang ada di negara maju seperti Amerika. Di sana, untuk setiap siswa, perpustakaan sekolah mampu menyediakan 40 judul buku.
Akan tetapi, sekali lagi hal itu bisa disiasati. Misalnya saja dengan mendirikan kelompok baca yang terdiri dari 10 siswa. Tiap-tiap siswa membawa 1 buku, sehingga total per kelompok baca berjumlah 10 judul buku yang berbeda. Untuk setiap kelompok baca dijadualkan bisa menyelesaikan seluruh bacaannya dalam waktu 1 minggu. Setelah itu, bisa menceritakan kembali bacaan yang dibacanya, meringkas, atau pun membuat laporannya. Baru kemudian diadakan tukar-menukar bacaan diantara semua kelompok baca yang terbentuk disekolah. Apabila jadual tukar-menukar tersebut sudah terpenuhi, maka dilakukan periode baru, sehingga buku yang beredar di masing-masing kelompok baca akan mengalami peremajaan/pergantian koleksi yang baru. Sehingga siswa akan menjadi terbiasa dengan membaca, memahami setiap bacaan, kaya akan wawasan dan ilmu pengetahuan, yang menjadi prasyarat agar siswa bisa berprestasi.
Untuk menambah koleksi yang bermutu dan variatif, perpustakaan sekolah juga bisa menempuh langkah sebagai berikut. Setiap siswa yang lulus sekolah, diwajibkan untuk menyumbangkan 1 buku untuk dijadikan koleksi perpustakaan. Akan tetapi langkah ini perlu disosialisasikan kepada seluruh siswa, guru, manajemen sekolah, bahkan wali siswa, agar tidak terjadi salah pengertian di kemudian hari. Dengan koleksi yang bermutu dan variatif, diharapkan akan menumbuhkan kegemaran membaca serta dapat meningkatkan kemampuan berbahasa siswa.
Koleksi yang memadai merupakan jaminan tercapainya tujuan pendidikan, khususnya di sekolah. Formasi untuk koleksi di perpustakaan sekolah seyogyanya berisi 60 % mewakili buku non fiksi penunjang kurikulum, sedangkan 40 % berupa novel, majalah, CD, game, video, dsb. Tidak baik jika sebuah perpustakaan sekolah mengisi sebagian besar koleksinya dengan buku non fiksi saja/buku pelajaran semua. Karena siswa juga membutuhkan bacaan sebagai hiburan/refreshing seusai mereka berkutat dengan pelajaran di kelas. Pun demikian, sangat tidak baik juga apabila koleksi perpustakaan diisi dengan banyak buku-buku fiksi. Bukankah perpustakaan tidak sama dengan persewaan komik di pinggir-pinggir jalan?? Yang bisa melalaikan siswa dari tujuan utamanya untuk belajar di sekolah ??
Sesekali perpustakaan sekolah, harus mencoba untuk mengadakan penelitian ‘kecil-kecilan’ untuk lebih meningkatkan layanan kepada masyarakat sekolah. Misalnya saja bekerjasama dengan guru dalam menyebarkan angket kepada siswa, mengenai jenis-jenis bacaan yang disukai siswa. Hasil daripada angket tersebut bisa menjadikan masukan perpustakaan sekolah khususnya, maupun pihak manajemen dan guru. Memahami akan kebutuhan bacaan siswa, akan memotivasi siswa untuk cinta kepada membaca, cinta terhadap bacaan, sebagai penghargaan/penghormatan terhadap sebuah karya, sekaligus mendorong mereka untuk menghasilkan karya yang bermutu dan prestasi.
Selain buku, minat membaca siswa perlu difasilitasi misalnya dengan membuat majalah dinding untuk science, atau pun karya sastra yang lainnya. Siswa bisa menggunting informasi yang bermanfaat dari koran/majalah di rumah, untuk dibawa ke perpustakaan sekolah. Kemudian untuk setiap hasil guntingan tersebut dikelompokkan menurut topiknya, untuk kemudian ditempel dan dipajang sebagai hasil karya dari siswa. Dalam kurun waktu tertentu, majalah dinding di perpustakaan sekolah ini harus terus di-update. Hal ini akan memotivasi siswa, selain untuk gemar membaca, juga gemar berkarya. Lewat karya di dinding ini pula, akan terjadi penyebaran informasi yang bermnfaat bagi siswa-siswa lain yang membaca. Sehingga makin banyak siswa yang pandai, cerdas dan semakin mudah pula mereka untuk berprestasi.
Agar tidak gaptek serta tidak ketinggalan informasi, koleksi perpustakaan juga perlu ditambah dengan akses internet, bisa berupa jurnal pendidikan atau pun informasi terkini lainnya. Pendidikan penelusuran informasi/browsing di internet harus diajarkan sejak pertama kali siswa masuk di sekolah, karena akan besar manfaatnya untuk membantu proses pendidikan yang berlangsung. Setelah itu perlu dilakukan pembinaan terprogram dan monitoring terhadap aktifitas siswa dalam ber-internet. Hanya informasi yang benar-benar bermanfaat saja yang bisa dijadikan sumber ilmu pengetahuan dan pelajaran siswa dalam kelas. Dengan internet, waktu pencarian terhadap sebuah informasi relatif lebih cepat. Dan informasi dari internet akan lebih uptodate. Apa pun masalah yang ditemui siswa, pasti ada solusinya di internet. Siswa juga dapat mengembangkan pelajarannya dengan dibantu sumber dari internet. Dengan internet siswa akan menjadi pelajar yang plus, prestasi pun sudah menanti di depan.

Perpustakaan sekolah merupakan pusat masyarakat sekolah dalam mencari sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Selain kinerja pustakawan sekolah serta koleksi yang baik, aktifitas layanan perlu diberdayakan guna mendukung peran perpustakaan sekolah. Aktifitas layanan perpustakaan sekolah akan banyak dipengaruhi
oleh aktifitas siswa dalam memanfaatkannya. Sebagai mitra siswa dalam belajar, perpustakaan sekolah dapat merencanakan user education agar siswa memahami maksud dan tujuan layanan yang diberikan.
Pustakawan sekolah harus kreatif dalam mengemas layanan panduan siswa ini. Jadual untuk user education ini perlu disusun sedemikian rupa agar berjalan secara efektif. Di sini siswa perlu dikenalkan bagian-bagian yang ada di perpustakaan sekolah. Seperti bagian peminjaman, penjajaran/shelving di rak koleksi, dsb. Di samping itu, perlu juga diajarkan fungsi dari masing-masing koleksi yang ada di perpustakaan. Dengan memahami maksud beberapa informasi yang ada di perpustakaan, siswa tidak akan salah jalan ketika akan mencari informasi dan ilmu pengetahuan sebagai pelengkap/tambahan dari mata pelajaran yang diterima di kelas.
Di kelas, pelajaran yang mereka terima tentu dapat dikembangkan dengan menggunakan acuan/sumber informasi di perpustakaan. Siswa bisa memperdalam ilmunya secara lebih detail. Proses penyerapan dan penalaran pelajaran merupakan awal dari proses yang harus dilalui siswa untuk menghasilkan karya yang bermutu. Siswa yang sering memanfaatkan perpustakaan sekolah, akan terbiasa dengan koleksi yang ada. Karena kelengkapan sumber informasi sangat menentukan dalam membuat karya yang bermutu, maka semakin banyak sumber informasi yang dipakai, makin baik pula suatu karya dapat dihasilkan.
Dengan rasio jumlah pustakawan sekolah dan siswa yang jauh dari ideal, maka seyogyanya sejak dini perpustakaan telah mengenalkan bagaimana tips-tips memanfaatkan layanan dan koleksi yang ada untuk membantu mencapai tujuan pendidikan siswa. Misalnya untuk sekolah dasar kelas 4 dan 5, sedangkan sekolah untuk sekolah menengah kelas 2. Selain mereka diberikan bimbingan cara memanfaatkan perpustakaan dengan benar, mereka juga dibebani kewajiban untuk mensosialisasikan kepada adik-adik kelasnya. Dengan pendidikan yang berantai, seluruh siswa akan mempunyai ilmu tentang bagaimana memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan baik sehingga akan lebih termotivasi untuk belajar. Belajar akan menjadi aktifitas sehari-hari siswa. Siswa yang terbiasa dengan belajar, akan lebih mudah pula dalam berprestasi.
Siswa juga harus terus untuk dilatih berdiskusi. Misalnya saja berdiskusi tentang suatu cerpen atau mendiskusikan tentang terjadinya gelombang pasang air laut yang disebabkan oleh gerhana bulan. Bertempat di ruang diskusi perpustakaan sekolah, dipandu oleh guru dan pustakawan sekolah, siswa dilatih untuk mengungkapkan ide-ide ilmiahnya, mempertahankan pendapatnya, serta mencari solusi/kesimpulan dari suatu permasalahan yang terjadi. Untuk bisa mendapatkan ide ilmiah, siswa terlebih dahulu harus terbiasa dengan membaca maupun browsing di internet, sehingga wawasan keilmuan siswa akan lebih luas dan terfokus. Siswa yang kaya akan berbagai ide ilmiah, tidak akan kesulitan dalam berkarya dan berprestasi.
Menjajal penelitian terhadap masalah yang terjadi di sekitar, dihubungkan dengan dengan mata pelajarannya, sangat mungkin dikerjakan oleh siswa. Dengan dibantu guru pembimbing penelitan dan pustakawan sekolah, siswa akan lebih bersemangat dan termotivasi dalam penelitian. Perpustakaan sekolah harus menyediakan semua informasi yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung, termasuk dalam pembuatan laporan penelitian.
Selain memberikan layanan terfokus pada siswa, perpustakaan sekolah dapat mengembangkan dan meningkatkan layanannya, bekerjasama dengan pihak-pihak terkait, antara lain orang tua siswa, sekolah sejenis yang lebih baik, serta dengan perpustakaan umum/daerah.
Orang tua siswa merupakan mitra belajar siswa di rumah. Dalam program membaca sebagai aktifitas siswa di rumah, perpustakaan sekolah dapat memotivasi orang tua agar menjadi teladan bagi putra-putrinya. Saat menunggu anaknya pulang sekolah, orang tua bisa meluangkan waktu untuk membaca di perpustakaan sekolah. Selain itu, peran oarang tua juga bisa menjadi penyedia anggaran untuk pembelian buku, memberi hadiah ulang tahun dengan buku cerita/science terbitan terbaru, membudayakan membaca surat kabar/majalah di rumah, serta mengajak anak-anak ke perpustakaan umum/daerah saat setiap libur akhir pekan. Budaya membaca dan belajar yang dikembangkan orang tua akan mendarah daging pada anak, sehingga secara otomatis, otak mereka selalu terasah dengan ilmu dan pengetahuan. Siswa tidak akan mengalami kesulitan lagi dalam penyerapan dan penalaran pelajaran jika otak mereka selalu terasah dan terbiasa dengan ilmu pengetahuan. Bukankah siswa berprestasi akan selalu mengasah pola fikirnya dengan ilmu pengetahuan ??
Untuk menjadi lebih baik, perpustakaan sekolah harus terus berbenah. Studi banding dengan sekolah yang sejenis, tetapi sudah terlebih dulu memiliki prestasi; harus terus dilakukan. Mereka bisa berbagi tentang cara belajar, cara menambah ilmu pengetahuan di luar kelas, cara memanfaatkan perpustakaan beserta koleksinya, dsb. Tujuannya agar rahasia sekolah unggulan dapat diterapkan, dan siswa yang belum berprestasi dapat berbagi pengalaman dengan siswa sekolah ungulan yang telah berprestasi.
Dengan perpustakaan umum/daerah, perpustakaan sekolah juga bisa bekerjasama dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan layanannya kepada siswa, khususnya bagi siswa kelompok usia anak dan remaja. Kerjasama dapat dilakukan misalnya dengan melakukan study visit ke perpustakaan umum/daerah untuk mengetahui koleksi apa saja yang sesuai untuk siswa pada usia anak-anak atau remaja, serta layanan apa saja yang telah dihadirkan di sana. Sehingga sepulang dari perpustakaan umum/daerah, siswa akan memiliki wawasan tentang semua hal yang berkait dengan perpustakaan dan jasa layanannya. Sedangkan bagi perpustakaan sekolah, bisa berbenah ke dalam. Siswa yang senang dan sering memanfaatkan perpustakaan sebagai penyedia jasa informasi dan ilmu pengetahuan, akan terbantu dalam mewujudkan prestasi dan cita-citanya.
Action to Preventive Global Warming
Pemanasan global adalah suatu isu serius yang membutuhkan aksi sesegera mungkin untuk bisa diselesaikan. Kita tidak dapat membiarkan diri untuk menunda-nunda ketika berkaitan dengan pemanasan global karena semakin lama kita menunda akan semakin besar juga efeknya untuk planet kita ini.Setiap individu diharapkan partisipasinya untuk bekerjasama saling bantu membantu dalam menghentikan pemanasan global.

Kita tidak harus menunggu pemerintah untuk turun tangan dengan mengeluarkan suatu kebijakan politik yang drastis untuk menangani isu ini. Setiap orang dari kita dapat melakukan sesuatu guna menghentikan isu ini. Kamu tidak harus melakukan sesuatu yang luar biasa karena dengan sesuatu yang kecil, dilakukan dengan kesadaran diri yang tinggi dapat membuat hasil yang besar.Menyelamatkan planet kita merupakan hal yang sangat penting untuk generasi masa depan. Dengan melakukan hal tersebut berarti kita memberikan kesempatan kepada mereka untuk bergembira dan tumbuh berkembang seperti yang kita lakukan di Bumi sekarang ini. Karena apa yang kita miliki sekarang merupakan pinjaman dari generasi sebelum kita untuk diteruskan ke generasi sesudah kita. Namun kenyataannya planet kita saat ini terancam dengan berbagai macam jenis resiko dan bahaya termasuk menipisnya lapisan ozon, polusi dan pembalakan hutan liar serta masih banyak ancaman lainnya.

Kita mungkin berpikir bahwa satu orang hanya akan memberikan dampak kecil untuk menjaga keberlangsungan planet ini namun hal itu sama sekali tidak benar. Setiap orang dari kita dapat membuat perubahan yang bermakna untuk alam ini. Tindakan kecil kita sangat dapat membantu menyelamatkan planet ini. Siapa yang tahu pohon yang indah dan kuat dapat tumbuh dari benih tunggal yang dikemudian hari dapat menyelamatkan hidupmu atau keluarga kamu ? Selagi kamu menjalankan tindakan kecil yang disertai kebaikan dan semangat nyata, ajak dan motivasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Gabungan dari tindakan tersebut secara pasti dapat membuat perubahan besar untuk kebaikan bersama.Ingat bahwa melakukan suatu tindakan untuk menyelamatkan planet ini, bukan berarti harus dengan pergi ke hutan hanya untuk menanam satu pohon. Kamu dapat melakukan hal yang sama dengan tepat cukup dihalaman belakang atau depan rumah kamu. Kamu akan selalu dapat melakukan sesuatu dari rumah kamu yang nyaman, mungkin itu dari go green, go clean ataupun kedua-duanya, ingat kamu juga dapat go save! Mulai dari sekarang bukan besok.

Usahakan untuk mengurangi limbah rumah tangga. Juga, pergunakan kembali, daur ulang ataupun perbaiki alat maupun tempat-tempat makanan. Bantu mengurangi akumulasi dari gas rumah kaca dengan menghindari pengeluaran emisi yang terlalu banyak, dimana manusia menghasilkan emisi ketika membakar energi fosil seperti batubara, minyak dan gas. Gunakan lampu bohlam hemat energi dan juga manfaatkan cahaya matahari sebanyak mungkin. Ketika matahari terang (pagi, siang, sore diwaktu normal tidak mendung) gunakan cahayanya untuk menerangi kamar, ruangan ataupun segala bagian dari rumahmu yang memerlukan pencahayaan, buka kordenmu, dan matikan lampu. Meskipun kita semua tahu bahwa listrik merupakan sumber energi yang sangat penting dan digunakan oleh setiap orang, tidak berarti kita perlu bergantung pada listrik secara total.Segalanya dimulai dari pengorbanan yang sangat kecil dan ini yang saya lakukan.

Akhirnya episode terakhir muncul juga. Ya, ini akan menjadi kisah terakhir saya di Bali bersama anak2 kelas 11 SMAN 7 Semarang. Ada senang, ada ga senangnya juga, tapi apa mau dikata. Beginilah hidup, ada awal, ada akhir, ada pertemuan, ada perpisahan. Kata2ku duwur banget, ra tekan ki. Okelah, kita lanjutin ceritanya. Setelah sarapan, packing semua barang2, siapin pantat agar kuat duduk lama di bis, siap fisik juga, entar tau2 muntah siapa yg susah, aku juga.  Tujuan selanjutnya adalah Pura Luhur Tanah Lot. Tempat yg enak untuk nongkrong. Sampe saya Cuma duduk2 di atas batu sambil liat ombak pantai, trus anginnya juga enak dikulit, sejuk. Di sana juga ada air suci. Jadi banyak yg mampir ke tempat air tersebut, kecuali untuk yg berhalangan kayak misalnya ada kondangan gak bisa datang, lagi sibuk, prnya banyak, ya gitu. Nggaklah. Maksudnya bagi wanita yg sedang M alias menstruasi, juga pria yg sedang M alias mencret, Ya iyalah, pada kebauan kali. Banyak juga yg foto2, biasalah anak muda jaman sekarang. Tujuan selanjutnya adalah Danau Bedugul. Ini juga salah satu tempat di Bali yg saya sukai. Sampai di sana, wah, sejuk, duduk2, liat danau, ada hutan juga, pokoknya ajib dah. Suatu saat kalo dah sukses bikin rumah di sini trus menetap di sini, enak kali ya. Itulah tujuan wisata terakhir kami, ditutup dgn tempat yg paslah. Saat pulang menuju Semarang. Yah, kerasa beda banget antara Semarang sama Bali, iyalah. Jadi pulang dgn membawa pengalaman juga kenangan di Bali. Inilah kisah saya di Bali. Semoga saya tidak hanya menceritakan kisah saya di Bali saja, mungkin kisah lain juga ada, yah semoga.

Senin, 15 April 2013



Ini dia, episode 3, akan segera dimulai, baca aturan membaca postingan ini, karena tau2 setelah anda membaca cerita ini bisa kena penyakit kadas, urap, bibir pecah, sariawan, sakit pinggang, dan penyakit lainnya. Hehe. Tidur yg nyaman tdk lagi nyaman karena kita harus bangun dan langsung mandi. Di kamarku ada Khusnul Fuad, Raka dan Aji dari XI IA 1. Ternyata kita bertiga aku, Fuad, Raka bangunnya telat. Yg lain udah pada siap, pada sarapan di tempat yg sudah disediakan. Untung Aji, salah satu orang bijak diantara kami membangunkan kami bertiga dgn mesra. Uwoh. Setelah mandi, lalu sarapan, kita menuju ke Cah Ayu. Tempat oleh2 makanan khas Bali. Karena saya tipe yg nggak suka belanja, jadinya saya nggak beli apa2. Setelah itu menonton Tari Barong. Sudah beberapa kali ke Bali, baru kali ini liat tari Barong. Awal2 rasanya biasa aja, tapi setelah nonton, kocak dah. Ternyata tarinya itu dibikin cerita gitu dan pemain2nya, cihui dah, seru. Setelah itu pergi ke Pasar Seni Sukowati. Di sini tersedia baju, lukisan, dan ini yg bikin saya bingung. Gantungan kunci berbentuk titit. Gila apa motivasinya sih bikin gituan. Bahkan ada asbak bentuknya juga gituan, lebih gede malah. Ini pasti banyak dibeli ama tante2 girang dan janda2 yg butuh belaian laki2 yg tdk bisa tersalurkan. Mungkin. Di sini aku beli 3 kaos untuk orang tua saya dan 1 untuk kakek saya. Dan 2 topi bali. Mungkin di sini saya jadi korbannya pedagang di sana. Karena ga pernah belanja, otomatis ga tau caranya tawar-menawar. Jadi harganya segini langsung aja dibeli. Nasib. Setelah itu kita pergi ke Pantai Sanur. Duduk2 bersama teman2 seperguruan sembari melihat ombak dan merasakan angin sepoi2. Lanjut kita menuju ke MR. Kuta untuk memarkir bis. Baru kita ke Joger naik angkot. Setelah sampe di Joger, yah cuma liat2 doang, karena saya tau harga2 di Joger ga bisa diajak kompromi. Nawar aja ga bisa mau beli oleh2 di Joger. Akhirnya nunggu di parkiran di depan Joger. Liatin jalan2, ramainya. Ngebayangin suatu hari kesampaian jadi sutradara, ni tempat jadi salah satu lokasi syuting film action saya. Jalannya rame kalo disyuting adegan tembak2an seru kali. Setelah itu ke Pantai Kuta. Main air sampe celana basah, foto2, liat pemandangan. Lalu makan malam di MR. Kuta. Selesai makan malam, balik lagi ke hotel. Ini malam terakhir di Bali. Jadinya kemas2 deh biar besok dah siap. Selesai episode 3. Bakal lanjut keepisode 4 sekaligus episode terakhir. Jadi, sampai jumpa.


Wooo, balik lagi nih, kembali untuk menunaikan titah dari Pak Priyono untuk membuat cerita di Bali kemarin. Karena kemarin baru satu episode, sekarang saya akan melanjutkan ceritanya. Setelah sampai di Gilimanuk, kita lanjut ke kalau ga salah Soka Tanah Lot, lupa aku namanya. Di sana anak2 kelas 11 diharuskan untuk mandi, dan sarapan. Agak ga nyaman waktu mandi karena harus ngantri, giliran udah dapat kamar mandi diteriakin dari luar, aaahh. Yah, trima aja deh. Setelah itu baru sarapan. Baru ngumpul lagi sama teman seperguruan saya yang sudah layak dikebiri semua dan saya jadi ikut ketularan gila kelamaan ngumpul sama teman2 saya ini, yah tapi mereka yang terbaik. Ga ada gantinya deh. Melanjutkan perjalanan menuju ke Tanjung Benoa. Banyak anak2 kelas 11 yg pergi ke Pulau Penyu, tapi aku ga ikut. Cuaca panas sekali, enakan nyantai, duduk lihat laut, sembari cuci mata tapi mata malah belekan. Enggaklah. Untung udah saatnya makan siang. Tapi yg namanya makan di pantai, yah gitu deh. Jadi pelajaran hidup kalau hidup ada enak, ada ga enaknya juga. Lanjut lagi perjalanan menuju Garuda Wisnu Kencana. Paling seneng deh kalau ke sini. Tempatnya enak udah gitu kalau naik ke yg paling atas pemandangannya bagus banget, asoy deh. Banyak yg foto2, aku juga difoto sama Gilang. Entah kenapa anak ini selalu mengambil gambarku. Aku kan jadi malu. Setelah GWK, kita pergi ke pantai Dream Land. Kumpul lagi sama temen dan Abdul. Abdul itu orang Libiya dikirim ke Indonesia, trus ke SMA 7, bagi yg belom tau aku kenalin nih orang. Kalo di kelas orangnya kalem. Nyampe Bali, ketauan sifat aslinya. Apalagi kalo udah nyampe pantai, ya gitu deh. Teman2 yg lain begitu nyampe pantai Dream Land, ada cewek bohai, langsung diajak foto. Pelakunya antara lain Gilang, Bram, sama Saptian, dan beberapa anak XI IA 4. Yah namanya anak cowok liat cewek bohai langsung dah, sama kaya ane, he he. Udah foto2 di pantai Dream Land, kita menuju ke tempat makan. Setelah kenyang, akhirnya, yg ditunggu-tunggu sodara2 sekalian, kita menuju ke hotel. Akhirnya bisa melepas rasa pegal selama duduk dibis dgn mandi trus tidur. Okey kayaknya kita sudah dipenghujung cerita. Episode 2 akan berakhir dan nanti bakal lanjut ke episode 3, kayak sinetron aja dibikin episode, ga papa lah. Uokey, sampe jumpa.

Kamis, 04 April 2013

Ini cerita pertama yg akan kuceritakan, agak berlebihan ya. Biarlah, tapi sekarang aku mau cerita tentang wisata kelas 11 SMAN 7 SEMARANG ke Bali. Ada enak ga enak, tapi mau gimana lagi, trima aja dah. Berangkat dari SMAN 7 SEMARANG jam 7, lalu capcus dah. Diperjalanan biasanya aku liat yg ada di luar bis dan dengerin lagu di hp. Atau ga bercanda dgn teman di bis, walaupun mau bercanda seenak udel juga ga bisa, yah karena gak sebis dgn teman sekelas, udah diatur sama sekolah dan jadinya aku sebis dgn bis lain. Bosen. Tapi untunglah mas pemandu berbaik hati mau memutarkan film untuk para penumpang. Bener2 sudah jadi tugas mereka untuk membuat para penumpang senang dgn pelayanan mereka. Salut dah. Jam makan siang pun tiba dan kita makan siang eits boleh nyebut nama tempat makan ga, takutnya jadi pengiklanan. Ya udah kita sebut di rumah makan aja. Maaf ya :). Setelah makan siang, karena pas hari Jumat, jadi yg beragama Muslim harus menunaikan ibadahnya di suatu mesjid. Aku nunggu di bis sembari dengering lagu. Udah selesai, langsung para supir bis tancap gas melanjutkan perjalanan, cihui dah buat sang driver. Selama perjalanan bener2 aku ga bisa tidur. Ga tau kenapa. Akhirnya kulalui perjalanan dgn dengerin lagu. Memang dengerin lagu memang bisa menentramkan jiwa. Makan malam pun tiba. Biasanya kalo dah turun dari bis, langsung ketemu sama yg namanya Ian, A. Fuad, Gilang, Maulana, dan Bram. Enak mereka bisa sebis. Jadi rame dah. Aku cuma sebis sama K. Fuad. Kalo udah ketemu yg namanya Ian, wah seru dah. Bener2 itu makhluk asalnya dari mana bisa seru begitu. Melanjutkan perjalan yg panjang, lalu sampai di Pelabuhan Ketapang saat dini hari. Itu juga ga langsung naik kapal karena kita harus ngantri dulu. Bosen lagi dah. Pas naik kapal langsung kumpul dgn teman2 seperguruan. Bercanda sembari menunggu nyampe di pelabuhan Gilimanuk. Wow, this is a long trip and I really tired. Bener ga tuh kalimat soalnya grammarku masih kacau, ya sekali2 ada bhs inggrisnya biar keren. Yah, I think that's enough. Akan kulanjutkan lagi ceritanya nanti. Jadi sampai jumpa
Akhirnya blogku jadi. Yah mudah2an bisa berguna banyak dan banyak orang yg suka